2 SYARAT UNTUK MENJADI SOSOK OTORITAS

sosok otoritas

Artikel ini menyambung artikel sebelumnya Pentingnya Sosok Otoritas untuk Anak, karena ada salah satu orangtua bertanya kepada kami, “Apa saja syaratnya untuk menjadi sosok otoritas bagi anak?” dan inilah 2 syaratnya:

  1. Kita harus punya kedekatan secara emosional

    Yang dimaksud dengan kata-kata diatas adalah kita harus dekat dengan anak bukan hanya secara fisik tapi juga emosional, dimana mereka selalu merasa kita sebagai ayah atau ibunya selalu hadir pada saat mereka membutuhkan, bukan untuk selalu membantu mereka dan selalu memberikan mereka solusi, namun selalu ada untuk mendengarkan mereka.

    Ingat Bapak/Ibu, sering kali anak-anak kita hanya butuh teman curhat, anak-anak kita hanya butuh didengarkan, anak-anak kita hanya butuh dimengerti.

  2. Mereka harus melihat kita bisa menjadi sosok yang disegani dan dihormati

    Nah, bagaimana caranya? Kita harus menjadi teladan bagi mereka. Karena Children See, Children Do, apapun yang kita lakukan, anak-anak kita akan selalu mencontoh, karena anak-anak kita adalah seorang peniru yang ulung. Sosok yang disegani ini bukan berarti harus menjadi sosok yang ditakuti, bukan ya Bapak/Ibu!

    Tetapi sosok dimana setiap kali mereka melihat dan membayangkan kita, entah mengapa mereka merasa semuanya akan baik-baik saja. Jika mereka merasa kalau kita sudah menjadi sosok yang disegani dan dihormati, maka secara otomatis mereka akan mendengarkan kita, semua kata-kata kita akan langsung menempel di hati mereka.

Biasanya, cara yang paling mudah untuk melihat siapakah sosok otoritas anak kita adalah gaya bicara dan perkataannya. Gaya bicara dan perkataan siapakah yang paling sering ditiru olehnya, biasanya beliaulah sosok otoritas bagi anak kita, walaupun tidak semua kasus seperti itu.

Jika ada lagi yang mau ditanyakan atau ditambahkan, jangan ragu-ragu untuk comment di bawah ya…

MOBILE LEGENDS, APA SIH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIFNYA?

mobile legends

Saat ini game dan anak remaja adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Pasti ada saja game atau aplikasi yang sering dimainkan oleh anak kita, salah satunya adalah Mobile Legends. Daripada Bapak/Ibu marah-marah terus, mendingan kita coba kupas yah, apa sih dampak positif dan negatif dari Game Mobile Legends yang dimainkan oleh anak kita, supaya kita bisa masuk ke dunia anak kita dengan mudah karena kita tidak bisa melarang mereka untuk bermain game. Semakin dilarang semakin menjadi. Tapi kita sebagai orangtua bisa membatasi anak-anak kita untuk jangan sampai kecanduan.

Dampak Positif Mobile Legend

  • Melatih Kesabaran

    Dengan bermain game ini, anak kita mungkin dapat belajar untuk melatih kesabaran. Contoh kecil melatih kesabaran dengan game Mobile Legends adalah saat anak kita sedang asik bermain, tapi terganggu dengan koneksi internet yang sering terputus, maka bersabarlah.
  • Pantang Menyerah

    Anak kita pasti pernah mengalami saat dimana team anak kita dibantai habis oleh musuh kan? Disitulah anak kita akan belajar untuk menjadi orang yang pantang menyerah, sedikit demi sedikit berusaha mengembalikan keadaan.

  • Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

    Saat-saat dimana anak kita dihadapkan dengan musuh di medan perang, disitulah anak kita akan berpikir dengan berbagai cara untuk menentukan kapan harus menyerang, kapan harus mundur dengan perhitungan yang matang.

Dampak Negatif Mobile Legend

  • Kesehatan Menurun

    Saat anak kita telah kecanduan game, secara tidak langsung anak kita akan selalu fokus bermain hingga menyita waktu istirahat khususnya tidur, selain itu juga waktu makan dan olahraga. Hal inilah yang selanjutnya akan berdampak buruk untuk kesehatan anak kita.
  • Waktu yang Terbuang

    Memang game dapat mengisi waktu luang anak kita yang mungkin membosankan, tapi disisi lain setelah anak kita kecanduan bermain game, waktu anak kita secara tidak sadar akan terbuang sia-sia. Misalnya saja waktu untuk bercengkerama bersama keluarga, atau orang-orang tersayang.
  • Gaming Disorder

    Gaming disorder adalah salah satu gangguan yang muncul akibat seseorang kecanduan terhadap game. Gangguan ini akan menghasilkan kerusakan yang cukup parah bagi pribadi, keluarga, hubungan sosial, pendidikan, pekerjaan, dan aspek penting lainnya. Dampak buruk ini kira-kira akan terjadi sedikitnya 12 bulan.

    Mungkin saat ini, angka penyebaran gaming disorder sendiri masih kecil jumlahnya, akan tetapi seiring bertambahnya waktu pengidapnya pun tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah.

Tak tanggung-tanggung, jika anak kita bermain game tanpa memperhatikan durasi waktu dan terus menerus menambah durasi tentunya akan mengganggu kesehatan fisik, psikologi, dan fungsi sosial anak kita.

Selain memberikan dampak positif, disisi lain dampak negatif bermain game pun juga tak kalah menakutkan. Ada baiknya bagi anak kita para pecinta game untuk lebih berhati-hati dan lebih bijaksana dalam menyikapinya.

Apakah Bapak/Ibu setuju dengan artikel diatas? Silahkan balas di comment ya…

7 GAMES YANG SEDANG HITS SAAT INI!

Games apa sih yang saat ini sedang digandrungi banyak anak remaja di Indonesia yang membuat mereka jadi susah move on dari posisi nyaman mereka di kamar mereka masing-masing?

Berikut adalah 7 aplikasi yang paling digandrungi oleh anak-anak remaja saat ini :

  1. PUBG

    Sebutan familiar nya adalah PUBG (Pabji). Awalnya game ini hanya tersedia pada versi PC di steam, namun melihat banyaknya permintaan pengguna smartphone, maka dirilis juga versi mobile yang hingga kini dikenal dengan PUBG Mobile.

    PUBG Mobile memiliki gameplay yang seru dan grafik yang kompleks, apalagi sekarang tersedia mode night dan tambahan cuaca. Dalam game ini kita bisa bermain sendiri (Solo), berdua (Duo), dan yang lebih seru lagi yaitu satu team yang terdiri dari 4 pemain (Squad). Kekompakan dan strategi sangat dibutuhkan untuk memenangkan permainan dan mendapatkan Chicken Dinner.

  2. Mobile Legends

    Kebanyakan orang sering menyebutnya dengan singkatan ML atau singkatan dari Mobile Legends.

    Game ini dikembangkan dan diterbitkan oleh developer bernama Moonton. Banyak sekali player game ini berasal dari anak-anak sampai orang tua sekali pun. Mobile Legends sendiri sudah berjalan cukup lama, namun berkat adanya update rutin seperti Hero, Skill, Items, dan lain sebagainya membuat game ini terus dimainkan oleh semua orang, khususnya para anak muda. Tidak heran game ini menjadi salah satu game Android yang benar-benar sedang populer dan tren saat ini.

  3. Free Fire

    Garena Free Fire atau biasa disebut Free Fire (disingkat FF) adalah salah satu judul esports yang merupakan kombinasi dari genre battle royale dengan TPS (Third Person Shooter). Free fire di buat oleh perusahaan Garena.

    Sekilas ini adalah sebuah game perang yang mengumpulkan hingga 50 pemain di sebuah peta yang luas, dimana setiap pemain harus saling membunuh dan menjadi satu-satunya orang yang bisa bertahan untuk menjadi pemenang.

  4. Among Us

    Among Us adalah sebuah permainan pemain kelompok online yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh studio permainan asal Amerika Serikat, InnerSloth, dan dirilis pada tanggal 15 Juni 2018.

    Permainan berlangsung dalam latar
    bertema ruang angkasa dimana masing-masing pemain mendapatkan salah satu dari dua peran, sebagian besar menjadi Crewmates, dan lainnya menjadi Impostor. Tujuan Crewmates adalah mengidentifikasi Impostor, menghilangkan mereka, dan menyelesaikan tugas yang tersedia di sekeliling peta, dan tujuan Impostor adalah untuk membunuh Crewmates tanpa ketahuan dan menggagalkan misi/tugas dari Crewmates.

    Meskipun awalnya dirilis pada tahun 2018 dan menarik perhatian yang sedikit, permainan ini mendapatkan peningkatan popularitas pada 2020 karena banyak streamer Twitch dan YouTuber terkenal yang memainkannya. Menanggapi popularitas permainan tersebut, sekuel, Among Us 2, diumumkan pada Agustus 2020. Namun, sebulan kemudian pada bulan September, sekuel yang direncanakan dibatalkan, dengan tim mengalihkan fokus untuk meningkatkan permainan aslinya.

  5. Fortnite

    Fortnite Battle Royale adalah game online multipemain yang sangat besar, melibatkan 100 pemain satu sama lain di dunia maya.

    Permainan ini terinspirasi oleh konsep yang dipopulerkan oleh novel Jepang Battle Royale, di mana orang terakhir yang berdiri dianggap sebagai pemenang.

    Pemain dijatuhkan ke area acak di dunia maya di mana mereka bebas mengais-ngais senjata untuk membela diri. Pemain harus terus bergerak agar tetap bertahan di dalam game. Sama seperti di novel, zona bahaya muncul di seluruh dunia maya saat pertempuran berlangsung.

    Pemain di zona bahaya harus berlari ke area yang aman secepat mungkin, jika tidak, mereka berisiko tersingkir dari permainan.

  6. Minecraft

    Minecraft adalah permainan video sandbox yang dibuat oleh pengembang Swedia Markus Persson, dirilis oleh Mojang pada tahun 2011 dan dibeli oleh Microsoft pada tahun 2014.

    Minecraft adalah video game terlaris sepanjang masa, yang terjual lebih dari 180 juta di semua platform pada akhir 2019, dengan lebih dari 112 juta pemain aktif bulanan.

    Di Minecraft, pemain menjelajahi dunia 3D yang kotak-kotak/pixel, dengan biome Minecraft Yang beragam Mulai dari Plains, Birch, Spruce, Nether, Crimmson Forest, Warped Forest, Soulsand Velly, dll,  yang dihasilkan secara prosedural, dan dapat ditemukan dan dibuat dari bahan baku, alat kerajinan, membangun struktur atau pekerjaan tanah, dan, tergantung pada mode permainan, dapat melawan musuh yang dikendalikan oleh kode komputer, serta baik bekerja sama atau bersaing dengan pemain lain di dunia yang sama. Mode ini termasuk mode bertahan hidup, di mana pemain harus mendapatkan sumber daya untuk membangun dunia dan menjaga kesehatan, dan mode kreatif, di mana pemain memiliki sumber daya tanpa batas. Dalam Java Edition, pemain dapat memodifikasi game dengan mod untuk membuat mekanisme, item, tekstur, addons, dan aset gameplay baru.

    Minecraft diakui secara terkenal, memenangkan banyak penghargaan, dan telah digambarkan sebagai salah satu video game paling berpengaruh dan terhebat sepanjang masa. Media sosial, parodi, adaptasi, merchandise, dan konvensi MineCon tahunan memainkan peran besar dalam mempopulerkan permainan. Ini juga telah digunakan di lingkungan pendidikan, terutama di bidang sistem komputasi, karena komputer virtual dan perangkat keras telah dibangun di dalamnya.

    Sejumlah game spin-off juga telah dikembangkan, seperti
    Minecraft: Story Mode, Minecraft Earth, dan Minecraft Dungeons.

  7. Clash Royale

    Game ini merupakan kelanjutan dari game yang juga sangat terkenal yaitu Clash Of Clans (CoC). Clash Royale adalah game strategi turn-based yang dikombinasikan dengan permainan mengumpulkan kartu.

    Ketimbang membuat desa seperti di Clash of Clans, pemain diharuskan untuk mengumpulkan kartu (atau beli) untuk meningkatkan level masing-masing karakter seperti skeletons, goblins, barbarians, dan masih banyak lagi.

    Untuk medan perang dalam game, pemain akan menemui dua sisi medan perang. Pemain akan berperang dengan mengambil giliran dan menggunakan kartu (atau disebut troops) yang terdapat di koleksi kartu pemain.

    Pemain bisa menaikkan level karakter dan skill dengan cara mendapatkan koin (mata uang dalam game) dan membeli lebih banyak kartu. Kartu karakter sama dapat digunakan untuk mengupgrade troop, dan membuatnya lebih kuat.

    Game akan berakhir setelah pemain atau lawan menghancurkan castle, atau menghancurkan dua menara pertahanan yang player miliki. Elixir digunakan untuk menyerang baik secara fisik atau menggunakan spell.

    Untuk sebuah game strategi, gameplay Clash Royale terhitung cukup cepat. Pemain  yang terlalu berhati-hati dalam game akan mengalami kekalahan total.

Apa sih yang kira-kira di saat ini sedang dimainkan oleh anak Bapak/Ibu?

Silahkan comment di bawah ya.

Kalau Bapak/Ibu mau dibahas apa sih kelebihan dan kekurangan dari masing-masing game diatas, silahkan comment : MAU, game apa yang ingin dibahas, biar kami bahas di artikel selanjutnya.

6 TIPS MENGATASI KECANDUAN GADGET PADA ANAK

Hidup di jaman sekarang, tak jarang ada orangtua yang mengeluh anaknya kecanduan gadget baik itu televisi, telepon genggam, sampai tablet. Padahal kecanduan akut terhadap gadget pada anak-anak dapat merusak kesehatan mereka, baik fisik maupun mental. Efek merusaknya dalam beberapa hal bisa sama seperti kecanduan alkohol atau NARKOBA. Penelitian yang dilakukan British Heart Foundation (BHF), menunjukkan bahwa hanya 1 dari 10 balita ‘generasi iPad’ yang cukup aktif untuk bisa dikategorikan sehat. Namun bukan berarti anak harus dihindarkan sepenuhnya dari gadget. Bagaimanapun teknologi tetap memiliki peran dalam membantu perkembangan anak, asalkan kita tahu batasannya.

Lantas bagaimana kita tahu anak sudah kecanduan gadget?

Ciri-ciri anak kecanduan gadget:

  • Penggunaan gadget secara terus-menerus diiringi berkurangnya minat untuk bersosialisasi,
  • selalu meminta diberikan gadget. Jika tidak diberi, anak akan mengamuk,
  • tidak mau beraktivitas di luar rumah. Misalnya bersikeras meminta pulang agar bisa bermain game di rumah,
  • menolak melakukan rutinitas sehari-hari dan lebih memilih bermain gadget. Seperti tidak mau disuruh tidur atau mandi.

Jadinya kita sebagai orangtua mesti bagaimana donk? Yuk kita simak 6 Tips mengatasi kecanduan gadget pada anak.

  1. Membatasi penggunaan gadget

    Batasi penggunaan gadget sesuai dengan rekomendasi kelompok umurnya. The American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian Pediatric Society (2010) telah menerbitkan pedoman screen time seperti berikut ini:
    • Anak-anak di bawah usia 2 tahun: sebaiknya tidak dibiarkan bermain gadget sendirian, termasuk TV, smartphone dan tablet.
    • Anak-anak usia 2 sampai 4 tahun: kurang dari satu jam sehari.
    • Usia 5 tahun ke atas: sebaiknya tidak lebih dari dua jam sehari untuk penggunaan rekreasional (di luar kebutuhan belajar).

  1. Beri jadwal

    Jadwalkan waktu yang tepat untuk bermain gadget. Di luar itu, orangtua juga harus menyiapkan kegiatan alternatif lainnya agar anak tidak bosan dan beralih ke gadget lagi.

  2. Jangan beri akses penuh

    Letakkan tv atau komputer di ruang keluarga sehingga setiap anak menggunakannya, dia tidak sendirian, dan masih dalam pengawasan anggota keluarga lainnya. Selain itu perangkat mobile juga sebaiknya tidak diserahkan pada anak sepenuhnya. Biarkan anak meminta izin terlebih dahulu jika ingin menggunakannya, dan ambil kembali setelah selesai.

  3. Tetapkan wilayah-wilayah bebas gadget

    Buat peraturan tidak boleh menggunakan gadget di tempat-tempat tertentu. Misalnya di meja makan, di kamar tidur, dan di mobil.

  4. Ajarkan anak pentingnya menahan diri

    Pastikan untuk memberikan pujian pada anak ketika ia berhasil menahan diri untuk tidak bermain game dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

  5. Berikan contoh yang baik

    Sudah jadi pengetahuan umum bahwa anak meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Untuk itu, parents juga harus menjadi contoh yang baik, letakkan HP dan bermainlah bersama si kecil.

Nah demikianlah 6 tips mengatasi kecanduan gadget pada anak.

ORANGTUA WAJIB TAHU : KENAPA ANAK SELALU GADGETAN

Apa yang dilakukan anak Anda sekarang? Coba cek di kamarnya sekarang. Sebagian besar dari Bapak/Ibu pasti akan menjawab, “Lagi gadgetan” entah itu bermain game atau social media. Nah sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah, kenapa anak selalu gadgetan? Setidaknya ada 6 alasan utama kenapa anak selalu tertarik untuk melihat gadgetnya, seakan-akan gadgetnya itu selalu memanggil-manggil diri mereka setiap kali mereka hanya tergeletak di meja.

Inilah 6 alasannya yang ortu wajib tahu :

  1. Mager / PW

    Kalau anak kita sudah merasa PW (baca: Posisi Wuenak), mereka menjadi Mager (Malas Gerak) apalagi semua fasilitas ada di kamar mereka masing-masing seperti Wi-Fi, kasur yang empuk, bantal, guling, selimut, dan AC yang dingin, plus ada colokan dan chargernya, membuat mereka jadi betah di kamar mereka masing-masing sambil gadgetan.

  2. Gabut dan Bosen

    Kalau anak kita sudah merasa gabut (baca: ngak ada kerjaan), mereka pasti akan melirik gadget-nya mereka, seakan-akan gadgetnya memanggil-manggil nama mereka untuk dimainkan hehehe…

  3. Nggak tahu mau ngapain lagi

    Kalau anak kita sudah merasa nggak tahu mau ngapain lagi, pasti panggilan untuk memainkan gadget dijamin akan kuat, dan sebagian besar dari mereka pasti nggak akan kuat akan godaan ini.

  4. Zona nyaman

    Nah zona nyaman inilah yang membuat mereka jadi seakan-akan tidak mempunyai motivasi lagi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi hidup mereka. Hal-hal yang selalu membuat mereka selalu maunya berada di zona nyaman, seperti lahir dari keluarga yang berkecukupan, orangtua selalu ‘ada’ dan ‘melindungi’ diri mereka, semua yang mereka inginkan selalu bisa didapatkan dengan mudah. Maka dari itu, banyak anak orang kaya hanya bisa menjadi generasi penikmat, dan mereka terkenal sekali dengan generasi instan dan tidak mau susah dan sebagian besar dari mereka langsung kabur/menghindari masalah.

  5. Orangtua juga sibuk dengan pekerjaan dan urusannya masing-masing.

     

    Kalau kita sebagai orangtua juga sudah sibuk dengan pekerjaan kita dan juga karena kita tidak ingin diganggu oleh mereka, jadinya kita memberikan mereka toleransi dan solusi dengan memperbolehkan mereka untuk bermain gadget.

  6. Tidak adanya alternatif kegiatan yang sama serunya atau bahkan lebih seru daripada bermain gadget.

     

    Kita sangat membutuhkan ide-ide untuk mengalihkan perhatian mereka dari gadget ke aktivitas lainnya yang sama seru atau bahkan lebih seru seperti membelikan mereka anak anjing, kucing, atau hewan peliharaan lain yang mereka sukai.

Sebetulnya, anak-anak kita pun ‘SADAR’ jika mereka sudah terlalu banyak menghabiskan waktu dengan selalu melihat gadgetnya, tapi mereka terjebak di 6 alasan diatas.

Jadi apa solusinya donk? Yuk kita bongkar bersama :

  1. Mager / PW

    Jangan biasakan selalu memberikan fasilitas berlebih kepada anak-anak kita, sehingga mereka mager.

    Contohnya, jangan pernah menempatkan TV lengkap dengan console game (PS) di kamar mereka. Taruhlah TV di ruang keluarga, jaringan Wi-Fi hanya ada di ruang keluarga (tidak sampai ke kamar mereka) sehingga mereka tidak akan selalu ‘nongkrong’ di kamar mereka masing-masing karena anak jaman now, mereka bisa hidup hanya dengan gadget di tangan dan yang penting ada colokan.

  2. Gabut dan Nggak tahu mau ngapain lagi.

    Jangan biarkan mereka merasa gabut, sebisa mungkin kita harus mencarikan mereka kegiatan, seperti bersepeda bersama, main catur bersama, main UNO, memancing bersama, dan aktivitas lainnya yang mereka sukai.

    Nah untuk hal ini, bisa Bapak/Ibu baca di no 5.

  3. Zona nyaman

    Orangtua jaman sekarang adalah orangtua yang ‘sangat baik’ untuk anak-anak mereka, mengapa? Karena kita selalu berusaha dengan sekuat tenaga memberikan apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan, tapi ini juga bisa menjadi jebakan batman karena telalu membuat anak merasa nyaman sehingga mereka tidak akan mau melakukan sesuatu yang mereka anggap kurang nyaman atau kurang bisa.

    Saya hanya mau mengatakan,

    “Sometimes to be CRUEL is to be KIND”

  4. Orangtua juga sibuk dengan pekerjaan dan urusannya masing-masing.

    Sesibuk apapun diri kita, sebisa mungkin selalu luangkan waktu untuk anak-anak kita. Saya tidak peduli apakah kita adalah seorang direktur, manajer, atau seorang janitor sekalipun, begitu kita sampai di rumah, kita adalah seorang ayah dan ibu. Tinggalkanlah pekerjaan dan gadget Anda, dan mengobrollah dengan anak-anak kita tentang apa saja yang telah dilaluinya di hari itu.

  5. Tidak adanya alternatif kegiatan yang sama serunya atau bahkan lebih seru daripada bermain gadget.

    Nah untuk yang ini, kita harus cari tahu minat dan bakat mereka supaya kita bisa membuat perhatian mereka beralih dari gadget menuju ke aktivitas lain yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dijamin kalau Bapak/Ibu sudah berhasil menemukannya, pastilah perhatian mereka akan beralih.

Nah, kami punya kabar gembira nih Bapak/Ibu, sebagai solusi dari ke semua hal di atas, kami ada kelas khusus “MENEMUKAN DAN MENGOPTIMALKAN MINAT, BAKAT DAN POTENSI UNGGUL ANAK SEMENJAK DINI” sehingga mereka bisa sukses dan bahagia di usia muda mereka, yang bisa Anda dapatkan di platform e-learning kami.

Silahkan click link berikut untuk mempelajarinya secara lebih mendetail

ORANGTUA WAJIB TAHU : TAHAPAN ANAK KECANDUAN GADGET!

Baca artikel sebelumnya  : CIRI-CIRI ANAK YANG SUDAH MASUK KE DALAM TAHAP KECANDUAN GADGET

Apakah Bapak/Ibu sudah merasa anaknya terlalu ‘attached’ dengan gadgetnya? Nah kalau begitu, jangan sampai anak kita masuk ke dalam tahap kecanduan gadget. Kalau anak kita masih bisa membagi waktunya dengan baik antara main gadget dengan aktivitas lainnya seperti makan, mandi, sekolah, dan membuat PR, berarti anak Anda masih dalam tahapan normal. Tapi jangan sampai juga anak-anak kita kebablasan, karena kalau kita biarkan, lama kelamaan anak kita akan masuk ke tahap selanjutnya, dimana kami sudah sering meng-coaching anak-anak yang sudah kecanduan gadget ini. Dan percayalah Bapak/Ibu, mencegah jauh lebih baik dan lebih mudah daripada mengobati. Jadi jangan sampai kebablasan ya…

4 Tahapan Anak Kecanduan Gadget :

  1. Biasa
    Di tahapan ini anak-anak kita belum terpapar dengan teknologi gadget, karena orangtuanya juga belum mengenalkan teknologi ini kepada anak-anaknya. Dan ini juga berlaku kepada anak-anak dari Steve Jobs dan anak-anak dari Bill Gates dan hal ini sudah sangat jarang sekali kita temui di anak-anak Indonesia, ya kan?

    Biasanya anak-anak di Indonesia sudah terpapar teknologi gadget ini pada saat umur balita bahkan batita. Sebagai informasi tambahan, jika mereka sudah terpapar dari mereka balita, hal ini akan menjadi sangat menantang pada saat mereka SD nanti.

  2. Normal
    Di tahapan ini, anak-anak kita sudah terpapar dengan teknologi gadget, tetapi masih dalam batas wajar/normal dimana mereka masih bisa membagi waktu mereka dengan baik antara gadget dengan aktivitas lainnya. Dan jika kita meminta mereka untuk menaruh gadgetnya, mereka akan langsung melakukannya tanpa harus memasang muka cemberut dan tantrum.
  3. Ketagihan
    Di tahapan ini, anak-anak kita sudah semakin ter-attached dengan gadgetnya, dimana mulai dari membuka mata di pagi hari sampai menutup mata di malam hari, gadgetnya selalu ada dalam genggaman mereka. Dan mereka sangat sering melihat ke gadget mereka seperti bermain game dan social media.

    Jika orangtua meminta mereka untuk melakukan aktivitas lainnya, mereka akan melakukan ‘gapatar’ atau gerakan apa-apa ntar hehehehe…

  4. Kecanduan
    Di tahapan ini, anak-anak kita sudah mulai tidak bisa membagi waktunya dengan baik, mereka baru akan tidur jam 12 atau jam 2 dini hari, sehingga mereka akan susah untuk bangun pagi, dan pada akhirnya mereka tidak bisa berkonsentrasi di sekolah dan banyak dari mereka yang pada akhirnya ketiduran di kelas dan mereka sering menyalahkan gurunya yang tidak bisa mengajar sehingga mereka ngantuk.
  5. Kecanduan Akut
    Di tahapan ini, anak-anak kita sudah seperti kalong, dimana siang menjadi malam, malam menjadi siang, dan mereka sudah mogok sekolah dan menolak untuk melakukan aktivitas lainnya, hanya mau bermain game dan gadget.

    Setiap kali orangtua mereka meminta mereka untuk berhenti bermain game, mereka akan mengamuk dan membanting-banting barang dan bahkan ada yang sudah berani memukul orangtuanya karena tidak diijinkan untuk bermain gadgetnya. Hal ini sudah sama seperti orang yang lagi ‘sakaw’ atau kecanduan narkoba, apapun akan dilakukannya untuk bisa mendapatkan apa yang dimau.

Nah Bapak/Ibu, dari narasi diatas coba cek, anak Anda ada di tahapan nomor berapa. Dan jika ada yang mau ditanyakan, tolong tulis di comment ya!